PROGRAM ILMU
PENGETAHUAN ALAM MAKALAH BIOLOGI TENTANG EVOLUSI
XII IPA 6
SMA NEGERI
1 CIBITUNG
~2012~
Tim
Penyusun :
v Ahmad Sopian
v Aji Prasetyo
v Chandra John
v Devi Yulianthi
v Eva Nurjannah
v Gita Pujiarti
v Iqbal Dani Wicaksono
v Kamilah
v Muhammad Fauzi
v Muhammad Ma’ruf
v Muti Imelda
v Nina Herliani
v Nova Dewi Sartika
v Nur Aprilia Nanda
v Prangga Budi Laksana
v Rian Saputra
v Rosdiana Sari
v Rulita Hapsari
v Ruth Julianty
v Safrina Agus Nova
v Sarah Natalia
v Siti Syarah
v Tarmilah
v Ulfiani Maftukhah
v Widia Ningrum
v Yenny Septiani
KATA
PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
Segala puji dan syukur bagi Allah swt yang dengan ridho-Nya kita dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan untuk para keluarga,
sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi beliau. Terima kasih
kepada keluarga, ibu guru, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar.
Dalam
makalah ini, kami membahas tentang ”EVOLUSI” yang kami buat berdasarkan
refrensi yang kami ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet.
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini
kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal dan sebaik mugkin.
Tidak
gading yang tak retak, demikian pula makalah ini, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan dan kami harapkan demi kesempurnaan
makalah
Bekasi,
Januari 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Evolusi dalam kajian biologi
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organismegen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru
dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan
antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi. dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh
Evolusi
didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan
genetik. Seleksi alam merupakan
sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam
suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih
berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang
menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang
terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu,
hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan
perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan
oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu
bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun
perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial
pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan
spesies yang baru. Dan sebenarnya,
kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan
bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui
proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
B.
Rumusan
Masalah
Apakah sejarah evolusi ?
Apakah teori biogenesis ?
Apakah teori evolusi Darwin ?
Apa saja bukti-bukti evolusi ?
Apakah macam-macam evolusi berdasarkan hasil akhir ?
C.
Tujuan
Untuk menjelaskan sejarah evolusi
Untuk menjelaskan teori biogenesis
Untuk menjelaskan teori evolusi Darwin
Untuk menjelaskan bukti – bukti evolusi
Untuk menjelaskan macam-macam evolusi berdasarkan hasil
akhir
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama:
variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini
dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh
dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi
dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi
secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
Evolusi didorong oleh dua
mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses
yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan
reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya,
sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi
sifat-sifat yang menguntungkan ini Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan
kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam
Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift)
merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi
sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah
suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi.
Walaupun perubahan yang
dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan
berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses
ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara
organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua
spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses
divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi fakta-fakta
terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi
evolusioner. Cabang
ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman
hayati
organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad
ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang
mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859
oleh Charles
Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam.Karya Darwin dengan segera diikuti oleh
penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi
alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis
evolusi modern, yang
menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi
(seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang
secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi
prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh
tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Meskipun teori evolusi
selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi
evolusioner telah
berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah.
Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas
sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup lagi. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Para
ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah Francesco Redi
(1626–1697), Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799), dan Louis
Pasteur (1822–1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan dan membuktikan
teori biogenesis.
a.
Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi
adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis.
Stoples pertama diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup),
sedangkan stoples kedua diisi daging dan ditutup rapat.
Setelah
beberapa hari, di dalam stoples yang terbuka terdapat larva. Redi berkesimpulan
bahwa larva tersebut berasal dari lalat yang masuk ke dalam stoples kemudian
bertelur. Untuk meyakinkan kesimpulannya tersebut, Redi melakukan percobaan
yang kedua. Kali ini stoples ditutupi dengan kain kasa sehingga masih terjadi
hubungan dengan udara, tetapi lalat tetap tidak dapat masuk. Setelah beberapa
hari, didapatkan daging dalam stoples tersebut membusuk, tetapi dalam daging
tersebut tidak terdapat larva. Redi mengemukakan tidak adanya larva ini karena
lalat tidak bisa menyimpan telurnya dalam daging. Oleh karena itu, Redi berkesimpulan
bahwa larva lalat bukan berasal dari daging yang membusuk.
b.
Percobaan Lazzaro Spallanzani
Pada percobaan
Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau (air kaldu). Air kaldu
tersebut dimasukkan ke dalam dua labu, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan,
labu I dibiarkan terbuka. Sementara itu, setelah air kaldu dalam labu II
dipanaskan, labu kemudian ditutup rapat menggunakan gabus.
Setelah
beberapa hari, air kaldu dalam labu I menjadi keruh dan berbau busuk yang
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut berasal dari
udara bebas yang masuk ke labu I karena tidak ditutup.
Pada labu II,
ternyata tidak ada perbedaan dari sebelumnya. Air kaldu tetap jernih. Jernihnya
air kaldu ini disebabkan tidak adanya udara yang masuk ke dalam labu Percobaan
Spallanzani menunjukkan bahwa pada labu terbuka terdapat kehidupan yang berasal
dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada labu yang ditutup tidak terdapat
kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, Spallanzani berkesimpulan bahwa kehidupan
bukan berasal dari air kaldu, tetapi berasal dari makhluk hidup lainnya. Akan
tetapi, para penganut abiogenesis menyanggah penelitian ini dan mengatakan
bahwa mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak terdapat udara. Udara dibutuhkan
untuk menyokong kehidupan.
c.
Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur
adalah seorang ahli biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan teori
abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disang-gah lagi oleh pendukung
teori abiogenesis. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya
penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani.Pasteur
menggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaannya Labu berleher
seperti angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini
adalah agar hubungan antara labu dan udara luar masih ada, artinya masih
terdapat oksigen.
Labu ini
dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu
dari mikroorganisme. Setelah dipanaskan, labu kemudian didinginkan dan
disimpan.
Setelah
beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu leher angsa tetapjernih, namun di
bagian lehernya banyak terdapat debu dan partikel-partikel, sedangkan di labu
lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengan-dung mikroorganisme.
Berdasarkan hasil percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme
yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan
dari mikroorganisme yang ada di udara.
Hasil
percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Dari hasil
percobaannya, Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-usul kehidupan. Isi
teori disebut menyatakan beberapa hal, di antaranya omne vivum ex ovo , yakni
setiap makhluk hidup berasal dari telur, omne ovum ex vivo, yakni setiap
telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo, yakni setiap
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
3. Teori Evolusi
Darwin
Pada tahun 1859, Charles Darwin
menerbitkan bukunya dengan judul On the Origin of Species by Means of Natural
Selection or the Preservation of Favoured Races in The Struggle for Life. Dalam
bukunya ini ditekankan bahwa untuk dapat bertahan hidup agar tidak punah perlu
adanya perjuangan untuk hidup. Teori evolusi Darwin merupakan teori yang
didasar atas fakta-fakta hasil observasi baik dari lingkungan sekitarnya maupun
dari peristiwa alam yang sesunggguhnya. Sebelumnya pada tahun 1858 Yoseph Hoken
menerbitkan bukunya yang berjudul On the Tendency of Species to Form Variation,
and on the Perpetuation of Varieties and Species by Natural Mean of Sleection.
Buku ini diterbitkan sebagai upaya menggabungkan pendapat Charles Darwin dan
Alfred Wallace.
Gagasan Charles Darwin dan Alfred Wallace tentang
evolusi ditandai dengan adanya tiga observasi dan dua kesimpulan, yaitu:
Observasi : Bila tidak ada tekanan dari lingkungannya, makhluk hidup cenderung untuk memperbanyak diri seperti deret ukur.
Observasi : Dalam kondisi lapangan, meskipun anggota populasi sering berubah dalam jangka waktu yang panjang, besarnya populasi adalah tetap.
Kesimpulan : Tidak semua telur dan sperma dapat menjadi zigot. Tidak semua zigot menjadi dewasa. Tidak semua makhluk dewasa dapat bertahan dan mengadakan reproduksi. Untuk dapat bertahan perlu adanya perjuangan.
Observasi : Tidak semua anggota suatu spesies adalah sama, dengan perkataan lain terjadi variasi dalam spesies. Kesimpulan : Dalam perjuangan untuk hidup, varian yang baik akan menikmati hasil kompetisi terhadap varian lain. Varian tersebut akan berkembang menjadi lebih banyak secara proporsional dan akan mempunyai keturunan secara proporsional pula.
Observasi : Bila tidak ada tekanan dari lingkungannya, makhluk hidup cenderung untuk memperbanyak diri seperti deret ukur.
Observasi : Dalam kondisi lapangan, meskipun anggota populasi sering berubah dalam jangka waktu yang panjang, besarnya populasi adalah tetap.
Kesimpulan : Tidak semua telur dan sperma dapat menjadi zigot. Tidak semua zigot menjadi dewasa. Tidak semua makhluk dewasa dapat bertahan dan mengadakan reproduksi. Untuk dapat bertahan perlu adanya perjuangan.
Observasi : Tidak semua anggota suatu spesies adalah sama, dengan perkataan lain terjadi variasi dalam spesies. Kesimpulan : Dalam perjuangan untuk hidup, varian yang baik akan menikmati hasil kompetisi terhadap varian lain. Varian tersebut akan berkembang menjadi lebih banyak secara proporsional dan akan mempunyai keturunan secara proporsional pula.
Asal mula spesies telah
dipermasalahkan dengan pengertian bahwa apa yang dinamakan spesies (baru)
terjadi melalui seleksi alam, dan lingkungan hidup telah diperhitungkan. Suatiu
kelebihan dibandingkan dengan para pendahulunya.
Charles Darwin telah menyadari
bahwa makhluk hidup tidak dapat lepas dari lingkungannya. Setelah menyelesaikan
pendidikannya di Cambridge, dan melakukan perjalanan mengelilingi dunia dengan
para ahli ilmu alam melalui ekspedisi H.M.S. Beagle (1832 – 1837) dan juga pada
ekspedisi Beagle yang berikutnya (1837 – 1838) ke kepulauan Galapagos, Darwin
mengalami masa-masa yang paling krusial dalam kehidupannya berkenaan dengan
kenyataan yang terlihat di alam. Dalam ekspedisi ini yang dikerjakan oleh
Darwin adalah mengoleksi burung-burung (burung Finch) yang terdapat atau hidup
di kepulauan Galapagos. Kenyataan yang dilihat Darwin, bahwa terdapat variasi
paruh burung Finch dari satu pulau dengan pulau yang lain di kepulauan
Galapagos. Awalnya, Darwin menduga bahwa semua burung Finch yang terdapat di
kepulauan Galapagos adalah satu spesies, tetapi kenyataannya setiap pulau
memiliki spesies berbeda. Ia menduga bahwa burung-burung finch mengalami
perubahan dari suatu nenek moyang yang sama. Dari kenyataan ini Darwin menerima
idea yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah.
Tahap berikutnya, ia mengemukakan teori yang
dapat menjelaskan mengapa spesies berubah. Ia mencatat dalam buku catatannya
bahwa ada waktu dimana organisme berjuang untuk tetap hidup (survive). Teorinya
tidak hanya menjelaskan mengapa spesies berubah, tetapi juga mengapa mereka
(burung finch) terbentuk berjuang untuk hidup. Perjuangan untuk hidup (struggle
for existence), menghasilkan adaptasi ciri-ciri atau karakter terbaik yang
dapat memunginkan organisme tersebut tetap survive kemudian menurunkan
ciri-ciri tersebut ke-offspring dan secara otomatis meningkatkan frekuensi dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Sementara kenyataan lain menunjukkan
bahwa lingkungan tidak pernah tetap, tetapi selalu berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Gagasan evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin diilhami oleh
beberapa pendahulunya, antara lain (1) Erasmus, kakek Charles Darwin, (2)
Thomas Robert Malthus, ahli ekonomi, (3) Charles Lyell, yang ahli geologi, (4)
Jean Baptista Lamarck. Erasmus Darwin dalam bukunya “Zoonomia”, menyatakan
bahwa kehidupan itu berasal dari asal mula yang sama, dan bahwa respons
fungsional akan diwariskan pada keturunannya. Thomas Robert Maltus menarik bagi
Charles Darwin yang selanjutnya memunculkan kata, “perjuangan untuk hidup”.
Thomas Robert Maltus
mengemukakan pada bukunya “Essay On the Principle of Population as it Affect
the Fulture Improvement of Man Kind”, bahwa tidak ada keseimbangan antara pertambahan
penduduk dan makanan. Dari Charles Lyell, Darwin mendapat ilham tentang adanya
variasi karena pengaruh alam. Dalam bukunya “Priciple of Geology” ia
mengemukakan bahwa perubahan terus menerus pada bumi, masih terus berlangsung
hingga kini.
Walaupun gagasan Lamarck tidak disetujui Darwin sepenuhnya, ia tidak menolak gagasan Lamarck tentang diwariskannya sifat yang didapat (acquired character). Terjemahan Darwin tentang sifat yang didapat, yang lebih berbeda dengan Lamarck adalah mengenai sejarah panjang leher jerapah. Pada dasarnya teori Darwin dapat dibedakan atas dua hal pokok yaitu konsep tentang perubahan evolutif dan konsep mengenai seleksi alam. Dalam hal ini Darwin menolak pendapat bahwa makhluk hidup adalah produk ciptaan yang tak dapat berubah. Makhluk hidup yang sekarang adalah produk dari perubahan sedikit demi sedikitdari nenek moyang/dari makhluk asal yang berbeda dengan yang sekarang. Selanjutnya seleksi alam yang menuntun terjadinya perubahan tersebut.
Walaupun gagasan Lamarck tidak disetujui Darwin sepenuhnya, ia tidak menolak gagasan Lamarck tentang diwariskannya sifat yang didapat (acquired character). Terjemahan Darwin tentang sifat yang didapat, yang lebih berbeda dengan Lamarck adalah mengenai sejarah panjang leher jerapah. Pada dasarnya teori Darwin dapat dibedakan atas dua hal pokok yaitu konsep tentang perubahan evolutif dan konsep mengenai seleksi alam. Dalam hal ini Darwin menolak pendapat bahwa makhluk hidup adalah produk ciptaan yang tak dapat berubah. Makhluk hidup yang sekarang adalah produk dari perubahan sedikit demi sedikitdari nenek moyang/dari makhluk asal yang berbeda dengan yang sekarang. Selanjutnya seleksi alam yang menuntun terjadinya perubahan tersebut.
Konsep perubahan secara evolusi
dari makhluk hidup merupakan kesimpulan Darwin dari adanya fosil-fosil yang
ditemukan pada permulaan abad 19. Apa yang ditemukan tersebut berbeda dengan
makhluk yang ada sekarang dan walaupun tidak sepenuhnya meyakinkan, fosil pada
lapisan berbeda, berbeda pula dan dari lapisan satu ke lapisan berikutnya,
terlihat adanya perubahan berkesinambungan, meskipun tidak sepenuhnya dan hanya
lokasi-lokasi tertentu. Dan juga penting untuk kejelasan kesinambungan tersebut
perlu pengamatan dan interpretasi yang tajam. Kesinambungan yang didasarkan
pada kemiripan fosil-fosil tersebut, bagi para ahli dapat memberikan gambaran
prediktif akan bentuk-bentuk fosil yang diharapkan dapat ditemukan.
Darwin telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan data lapangan yang kemudian disusunnya dalam suatu deretan fakta yang sangat banyak. Fakta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya evolusi terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan atas dasar fakta tersebut Darwin menrumuskan wawasannya tentang seleksi alam, dengan mengemukakan 2 makna wawasan yaitu adanya evolusi organik dan evolusi organik terjadi karena peristiwa seleksi alam.
Darwin telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mengumpulkan data lapangan yang kemudian disusunnya dalam suatu deretan fakta yang sangat banyak. Fakta tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa sesungguhnya evolusi terjadi di lingkungan makhluk hidup, dan atas dasar fakta tersebut Darwin menrumuskan wawasannya tentang seleksi alam, dengan mengemukakan 2 makna wawasan yaitu adanya evolusi organik dan evolusi organik terjadi karena peristiwa seleksi alam.
1. Fakta yang menjadi dasar Teori Seleksi Alam
Darwin yang dikenal sebagai prinsip-prisip seleksi alam Darwin adalah
a. Fertilitas makhluk hidup yang tinggi
Oleh karena tingkat kesuburan makhluk hidup yang tinggi, amka apabila tidak hambatan atas perkembangbiakan suatu spesies dalam waktu yang singkat seluruh dunia tidak akan mampu menampungnya
Akan tertapi kenyataan yang terjadi tidaklah demikian, dan itulah merupakan fakta yang kedua.
b. Jumlah individu secara keseluruhan yang hampir tidak berubah
Sekalipun tingkat kesuburan tinggi namun pada kenyataannya jumlah individu tidak melonjak tanpa terkendali. Nampaknya ada faktor lain yang membatasi dan mengatur pertambahan jumlah individu seuatu spesies di satu tempat. Faktor-faktor pembatas dan yang mengatur jumlah indovidu itulah yang menyebabkan individu-individu yang berhasil tetap hidup tidak banyak jumlahnya sekalipun banyak individu turunan yang dihasilkan tetapi banyak juga yang mati. Secara keseluruhan faktor-faktor pembatas itulah yang menjadi fakta ketiga.
c. Perjuangan untuk hidup
Supaya dapat tetap hidup setiap makhluk hidup harus “berjuang” baik secara aktif maupun pasif. Pada umumnya perjuangan untuk hidup terjadi karena adanya Persaingan, baik antar individu sespesies atupun yang berlainan spesies; Pemangsaan, termasuk juga parasitisme; Perjuangan terhadap alam lingkungan yang tidak hidup seperti iklim, dsb.
d. Keanekaragaman dan hereditas
Makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman tersebut antara lain berkenaan dengan struktur, tingkah laku, maupun aktifitas. Keanekaragaman terlihat mulai dari tingkat antarfilum/antar divisi, antarklas sampai dengan atar individu se spesies bahkan anatr individu seketurunan. Tidak sedikit ciri yang menyebankan keaneragaman tersebut diturunkan kepada generasi keturunannya, artinya dari generasi ke generasi selalu terdapat keanekaragaman bahkan karena berbagai sebab keanekaragaman tersebut bertambah luas.
Adanya keanekaragaman itulah yang menyebabkan keberhasilan “perjuangan untuk hidup” tidak sama antar satu individu dengan individu lainnya. Dalam hal ini ada individu yang tidak mustahil jauh lebih berhasil dari yang lainnya.
a. Fertilitas makhluk hidup yang tinggi
Oleh karena tingkat kesuburan makhluk hidup yang tinggi, amka apabila tidak hambatan atas perkembangbiakan suatu spesies dalam waktu yang singkat seluruh dunia tidak akan mampu menampungnya
Akan tertapi kenyataan yang terjadi tidaklah demikian, dan itulah merupakan fakta yang kedua.
b. Jumlah individu secara keseluruhan yang hampir tidak berubah
Sekalipun tingkat kesuburan tinggi namun pada kenyataannya jumlah individu tidak melonjak tanpa terkendali. Nampaknya ada faktor lain yang membatasi dan mengatur pertambahan jumlah individu seuatu spesies di satu tempat. Faktor-faktor pembatas dan yang mengatur jumlah indovidu itulah yang menyebabkan individu-individu yang berhasil tetap hidup tidak banyak jumlahnya sekalipun banyak individu turunan yang dihasilkan tetapi banyak juga yang mati. Secara keseluruhan faktor-faktor pembatas itulah yang menjadi fakta ketiga.
c. Perjuangan untuk hidup
Supaya dapat tetap hidup setiap makhluk hidup harus “berjuang” baik secara aktif maupun pasif. Pada umumnya perjuangan untuk hidup terjadi karena adanya Persaingan, baik antar individu sespesies atupun yang berlainan spesies; Pemangsaan, termasuk juga parasitisme; Perjuangan terhadap alam lingkungan yang tidak hidup seperti iklim, dsb.
d. Keanekaragaman dan hereditas
Makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka ragam. Keanekaragaman tersebut antara lain berkenaan dengan struktur, tingkah laku, maupun aktifitas. Keanekaragaman terlihat mulai dari tingkat antarfilum/antar divisi, antarklas sampai dengan atar individu se spesies bahkan anatr individu seketurunan. Tidak sedikit ciri yang menyebankan keaneragaman tersebut diturunkan kepada generasi keturunannya, artinya dari generasi ke generasi selalu terdapat keanekaragaman bahkan karena berbagai sebab keanekaragaman tersebut bertambah luas.
Adanya keanekaragaman itulah yang menyebabkan keberhasilan “perjuangan untuk hidup” tidak sama antar satu individu dengan individu lainnya. Dalam hal ini ada individu yang tidak mustahil jauh lebih berhasil dari yang lainnya.
Itu pula alasannya sehingga banyak individu yang
mati lebih awal dan pada akhirnya individu pada generasi turunan tidak terlalu
melonjak jumlahnya sekalipun individu turunan yang dihasilkan sebenarnya sangat
banyak.
e. Seleksi alam
Kenyataan terdapatnya keberhasilan “perjuangan untuk hidup” yang tidak sama antar individu disebabkan ada individu yang lebih sesuai karena memiliki ciri-ciri yang lebih sesuai dari yang lainnya. Individu yang lebih sesuai inilah yang lebih berhasil dalam “perjuangan untuk hidup”. Individu yang lebih berhasil inilah yang mempunyai peluang lebih besar untuk melanjutkan keturunan dan sekaligus mewariskan ciri-cirinya pada generasi turunannya. Sebaliknya individu yang kurang berhasil lama kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi.
f. Lingkungan yang terus berubah
Dalam situasi lingkungan yang terus mengalami perubahan, makhluk hidup harus terus menerus mengadakan penyesuaian melalui “perjuangan untuk hidup” yang tiada hentinya.Artinya peristiwa seleksi alam berlangsung tiada hentinya dan sebagai akibatnya pada generasi tertentu akan muncul individu yang memiliki ciri-ciri yang semakin adaptif serta spesifik bagi situasi lingkungan yang melingkupi.
Kenyataan terdapatnya keberhasilan “perjuangan untuk hidup” yang tidak sama antar individu disebabkan ada individu yang lebih sesuai karena memiliki ciri-ciri yang lebih sesuai dari yang lainnya. Individu yang lebih sesuai inilah yang lebih berhasil dalam “perjuangan untuk hidup”. Individu yang lebih berhasil inilah yang mempunyai peluang lebih besar untuk melanjutkan keturunan dan sekaligus mewariskan ciri-cirinya pada generasi turunannya. Sebaliknya individu yang kurang berhasil lama kelamaan akan tersisih dari generasi ke generasi.
f. Lingkungan yang terus berubah
Dalam situasi lingkungan yang terus mengalami perubahan, makhluk hidup harus terus menerus mengadakan penyesuaian melalui “perjuangan untuk hidup” yang tiada hentinya.Artinya peristiwa seleksi alam berlangsung tiada hentinya dan sebagai akibatnya pada generasi tertentu akan muncul individu yang memiliki ciri-ciri yang semakin adaptif serta spesifik bagi situasi lingkungan yang melingkupi.
3. Evolusi
Organik terjadi karena peristiwa seleksi alam
Makna utama wawasan Darwin dalam teori ini adalah
bahwa evolusi organik memang terjdi, dan bahwa evolusi organik tersebut terjadi
karena peristiwa seleksi alam. Dalam hubungannya dengan teori seleksi alam
Darwin, terdapat kesan yang cukup kuat bahwa peristiwa seleksi alam adalah
sebab utama terjadinya evolusi (G.G. Simpson, Life: An Introduction to Biology,
1957); disamping itu peristiwa seleksi alam diartikan sebagai suatu perjuangan
langsung antar individu sespesies ataupun antar spesies (direct combat: C.A.
Villec, General Zoology, 1978)
Munculnya teori seleksi alam Darwin ternyata menimbulkan banyak kontroversi di kalangan para ahli biologi. Disamping itu pula mendapatkan reaksi keras dan tantangan. Sejak semula teori seleksi alam Darwin ini ditafsirkan secara keliru sebagai teori yang memperkenalkan bahwa manusia berasal dari kera.
Munculnya teori seleksi alam Darwin ternyata menimbulkan banyak kontroversi di kalangan para ahli biologi. Disamping itu pula mendapatkan reaksi keras dan tantangan. Sejak semula teori seleksi alam Darwin ini ditafsirkan secara keliru sebagai teori yang memperkenalkan bahwa manusia berasal dari kera.
Reaksi dan tantangan masih berkelanjutan hingga
sekarang dan menjadi demikian kacaunya karena reaksi agama terlebih lagi dengan
munculnya buku karya Harun Yahya tentang Runtuhnya Teori Evolusi;. Dalam hal
ini makna wawasan Darwin telah dipertentangkan dengan ajaran agama atas dasar
persepsi yang salah. Oleh karena itu peluang munculnya pemikiran yang jernih
atas teori seleksi alam Darwin berkurang atau hilang sama sekali dan pada
akhirnya menutup kemungkinan ditemukannya manfaat terapan dari teori tersebut.
Sangat boleh jadi diantara kita tidak sedikit yang masih mempunyai persepsi
keliru atas teori seleksi alam Darwin. Sesungguhnya makna wawasan Darwin adalah
berkenaan dengan kedua makna yang telah disebutkan sebelumnya dan sama sekali
tidak memperkenalkan ajaran yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera.
Namun demikian, sebagai suatu teori keilmuan yang berkenaan dengan perkembangan
(perubahan) makhluk hidup, pada kenyataannya teori seleksi alam Darwin telah mengalami
perkembangan dan penyempurnaan. Hasil dari pengembangan dan penyempurnaan
tersebut telah melahirkan teori/paham baru tentang seleksi alam yang lebih
dikenal dengan Neo Darwinisme.
4. Bukti Evolusi
Embriologi perbandingan
Kalau
ditinjau dari perkembangan embrio pada hewan multiseluler, akan dijumpai
kenyataan bahwa perkembangan mulai dari zigot menunjukan bentuk yang hampir
sama. Misalnya perkembangan pada blastula, grastrula, namun dalam perkembangan
selanjut-nya berbeda satu dengan yang lain sehingga bentuk dewasanya menjadi
sangat berbeda. Contohnya perbedaan antara ikan, salamander, kura-kura, ayam,
babi, sapi, kelinci dan mansuia sungguh sangat berbeda, namun semua dimulai
dari blastula dan grastrula serta embrio yang hampir sama.
Mengenai perkembangan embrio Karl
von Baer, menyatakan bahwa: (a) sifat-sifat umum muncul paling awal kemudian
diikuti sifat-sifat khusus; (b) perkembangan dimulai dari yang umum sekali,
kemudian kurang umum, dan akhirnya ke sifat-sifat yang khusus; (c) hewan yang
satu memisah secara progresif dari hewan yang lain; (d) dalam perkem-bangannya
hewan-hewan multiseluler bentuk embrionya sama, tetapi kemudian pada saat
dewasa bentuknya menjadi berbeda-beda.
14
Gambar tersebut,
menunjukan perkembangan yang dinyatakan oleh Karl von Baer tersebut, walaupun
gambar ini tidak dimulai dari tahap blastula dan grastrula.
Hubungan perkembangan embrio dengan
evolusi dinyatakan oleh Ernst Haeckel, bahwa ontogeny adalah phylogeny
yang dipersingkat. Ontogeni adalah seluruh perja-lanan perkembangan dan sejarah
hidup suatu individu. Phylogeny adalah sejarah kekerabatan dalam proses
evolusi. Ia menyebutnya sebagai teori rekapitulasi atau teori biogenetik.
Bukti
Biogeografi
Biogeografi adalah mempelajari distribusi
geografi dari tanaman dan hewan. Dengan mempelajari biogeografi kita dapat
menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi, dan apa bentuk distribusi
yang diperlihatkan mengenai habitat dan daerah asal mula mereka. Dari perjalanan
Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan bahwa
spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang
potensial. Studi-studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan
berulang-ulang oleh para ilmuan.
Kesimpulan mendasar dari studi
biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada satu tempat
dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal. Beberapa
spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka tidak dapat melewati
barier-barier alami yang terpisah daerah biogeografis yang besar. Oleh karena
itu, meskipun lingkungan hidup sesungguhnya identik pada daerah biogeografis
berbeda, jarang ditempati oleh spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah
geografi besar di dunia (lihat gambar 2.1) mempunyai karakteristik kelompok
tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di Australia semacam kanguru (marsupial)
mempunyai kantong yang berperan sebagai tempat menyusui dan melindugi anaknya,
pada daerah biogeografi yang lain kanguru (marsupial) hampir tidak
ditemukan. Selanjutnya, catatan fosil setiap daerah menampilkan suatu garis
evolusioner kejadian-kejadian biologis yang terpisah dari semua daerah-daerah
lain.
Dengan
setiap garis evolusioner, banyak fosil-fosil yang telah ditemukan dapat
dibentuk atau disusun suatu spesies yang pernah hidup pada daerah tertentu.
Bukti-bukti
observasi atau pengamatan memperkuat konsep bahwa seleksi alam berlaku, oleh
kekuatan besar dari lingkungan sehingga muncul spesies baru yang hanya dapat
hidup beradaptasi atau dapat menyesuaikan diri dengan kondisi topografinya
maupun kondisi iklim disekelilingnya. Sebagai buktinya, apa yang dilihat Darwin
ketika menemuakan bahwa spesies pada pulau tertentu terhalang untuk berhubungan
dengan spesies pada pulau-pulau dekat, dan bahwa spesies sepulau umumnya
berhubungan dengan speseis terdekat yang hidup sedaratan. Sebaliknya, tidak ada
bukti yang mendukung keberadaan sekelompok “island species” (spesies
yang hanya ada pada pulau tertentu) dengan karakteristik tertentu ditemukan
dalam habitat-habitat pulau lain kemanapun kita mengelilingi dunia.
Pada
tingkatan yang lebih spesifik, biogeografi menunjukkan banyak bukti-bukti
menyolok yang mengarah pada kejadian evolusi konvergen (convergent evolution).
Organisme-organisme pada kenyataannya mempunyai biogeografi berbeda-beda,
meskipun diturunkan dari keturunan nenek moyang yang sangat berbeda, memiliki
kesamaan proses adaptasi pada habitat-habitat khusus. Sebagai contoh, tanaman
kaktus (famili Cactaceae) ditemukan di gurun pasir sebelah tenggara
Amerika Utara, dan di gunung pasir Andes, tetapi tidak ada dimanapun di tempat
lain. Di samping itu habitat-habitat kering dan tandus di Afrika ditempati oleh
sekelompok tanaman dari famili Euphorbiaceae. Contoh-contoh ini
memperjelas teori kekuatan seleksi alam dimana terbentuk ciri-ciri atau
bentuk-bentuk yang sangat sama oleh karena adaptasi pada lingkungan yang sama.
Lebih
jauh dijelaskan, dua tempat yang memiliki iklim yang sama belum tentu keadaan
flora dan faunanya sama, bahkan mungkin berbeda sama sekali. Sebagai contoh
kepulauan Galapagos dan kepulauan Cape Verde mempunyai iklim yang sama tetapi
flora dan faunanya berbeda. Flora dan fauna di kepulauan Galapagos hampir sama
dengan flora dan fauna yang terdapat di Amerika Selatan.
Dihasilkannya
13 spesies burung Finch di kepulauan Galapagos disebabkan oleh adanya
penyebaran geografi. Burung yang berasal dari Amerika Selatan yang bermigrasi
ke kepulauan Galapagos ini menemukan lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan
asalnya sehingga terbentuk varian-varian yang sesuai dengan lingkungan yang
baru dan terus berkembang.
Cara
penyebaran ini ada 2 macam yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif.
Penyebaran aktif ialah penyebaran yang didorong oleh factor-faktor dari dalam
diri inidividu itu sendiri, misalnya perpindahan populasi burung dari suatu
tempat ke tempat lain untuk mencari makanan; sedangkan penyebaran pasif ialah
penyebaran yang disebabkan oleh factor-faktor lain, misalnya penyebaran buah
kelapa oleh air. Dalam melakukan penyebaran itu banyak rintangan yang tidak
dapat diterobos atau dilalui. Jika dapat diterobos lingkungan yang baru itu
tidak memenuhi persyaratan bagi hidupnya, oleh karena itu baik penyebaran aktif
maupun penyebaran pasif tidak selalu berakibat perluasan daerah.
Bukti Alat Tubuh Yang Tersisa
Organ tubuh yang tidak digunakan semakin lama akan semakin
menyusut atau mengalami reduksi. Namun, beberapa sisa organ tersebut kadang
masih dapat ditemukan. Struktur yang mengalami rudimentasi (mengecil)/ reduksi
tersebut disebut organ vestigial. Struktur vestigial pada mulanya adalah
struktur yang memiliki fungsi penting pada nenek moyang tetapi tidak selamanya
digunakan. Alat-alat tubuh yang tersisa tersebut dianggap sebagai bukti adanya
proses evolusi. Contoh :
§ Pada manusia terdapat apendiks
(usus buntu) yang merupakan sisa-sisa rudimenter sebagaian usus besar yang
benar-benar buntu, selaput mata pada sudut mata sebelah dalam, tulang ekor,
gigi taring yang runcing, buah dada pada pria.
§ Rangka ular dari beberapa jenis
memiliki organ vestigial yang berupa tulang pelvis dan kaki yang diduga berasal
dari nenek moyang.
5. Macam-Macam
Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir
Berdasarkan
hasil akhir, evolusi dapat dibedakan menjadi dua:
1.
Evolusi
Divergen
Evolusi
divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies
menjadi banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa
terdapatnya lima jari pada vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama
dan sekarang dimiliki oleh bangsa primata dan manusia.
1. Evolusi Konvergen
Evolusi
konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya
kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek
moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba. Ikan hiu
dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi
ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam
mamalia.
Dalam
paleontologi, paleoantropologi, dan biologi, peneliti mampu memetakan hubungan
antara organisme yang berbeda berdasarkan pada karakteristik bersama yang
mereka warisi dari nenek moyang yang sama. Sebagai contoh, semua udara napas
mamalia, memiliki bulu atau rambut, memiliki tiga tulang telinga tengah, dan
menyusui anak mereka. Karakteristik ini diwarisi dari nenek moyang terakhir
dari semua mamalia, yang dikenal dari fosil hidup sekitar 200 juta tahun yang
lalu.
“Homologi”,
atau “homolog sifat”, adalah istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan
karakteristik yang berasal dari nenek moyang bersama. Tapi tidak semua
kemiripan yang diwariskan dari leluhur bersama. Ketika organisme yang tidak
berhubungan disajikan dengan tekanan lingkungan yang sama, seleksi alam mungkin
akan menghasilkan apa yang disebut “analogi”, atau “sifat analog”. Ini disebut
evolusi konvergen.
Burung dan Kelelawar Sayap sebagai Contoh Evolusi Konvergen
Ambil
burung dan sayap kelelawar misalnya. Tanpa banyak pertimbangan itu mungkin
tampak masuk akal untuk mengasumsikan bahwa karena burung dan kelelawar
keduanya memiliki sayap yang memungkinkan mereka untuk terbang, mereka harus
erat terkait dan telah mewarisi bahwa karakteristik dari satu nenek moyang.
Tetapi jika Anda melihat lebih dekat, Anda menemukan bahwa sayap burung dan
kelelawar sangat berbeda. Sayap kelelawar terdiri dari flap kulit panjang yang
membentang di atas jari-jari panjang. Sayap burung, sebaliknya, terdiri dari
bulu yang memperpanjang keluar sepanjang lengan dan tulang jari mereka
berkurang baik dalam ukuran dan jumlah dibandingkan dengan kelelawar.
Burung
dan kelelawar sayap adalah hasil dari evolusi konvergen. Sekilas mereka
terlihat sama karena mereka berevolusi untuk melayani fungsi yang sama –
penerbangan. Penerbangan mungkin telah dipilih dalam dua garis keturunan yang
berbeda untuk alasan adaptif yang sama, yang memungkinkan organisme untuk
mengeksploitasi niche tinggi seperti tebing batu dan pepohonan, memungkinkan
melarikan diri dari predator, dan memungkinkan untuk perjalanan cepat jarak
yang lebih jauh.
Menariknya,
kesamaan dalam struktur tulang ekstremitas atas burung dan kelelawar – humerus,
radius, ulna, “pergelangan tangan”, dan “jari” tulang pada sayap – adalah
contoh homologi. Struktur dasar dari ekstremitas diwariskan dari nenek moyang
kuno. Perbedaan panjang antara tulang jari burung dan kelelawar adalah contoh
evolusi yang berbeda (lihat di bawah).
Contoh lain dari Evolusi Konvergen: Lemur dan Manusia
Evolusi
konvergen juga dapat diamati antara manusia dan primata. Karakteristik manusia
Banyak – visi stereoskopik, moncong pendek, otak besar, dan kuku jempol
opposable jari – adalah homolog sifat dibagi dengan primata yang lain.
Sebaliknya,
ekstremitas belakang-dominasi, yang merupakan sifat bersama antara lemur dan
manusia, adalah contoh dari evolusi konvergen. Pada sebagian besar primata,
anggota tubuh belakang lebih pendek atau panjang sama dengan kaki depan.
Di
lemur dan manusia, kaki belakang lebih panjang daripada kaki depan, tapi bukan
karena lemur dan manusia lebih terkait erat dengan satu sama lain daripada
mereka untuk primata lain.
Lemur
memiliki kaki panjang karena mereka vertikal-clingers dan leapers – dengan kata
lain, mereka menggunakan kaki belakang panjang dan kuat untuk melompat dari
pohon ke pohon. Manusia memiliki kaki belakang yang panjang untuk bergerak
bipedal – berjalan dengan dua kaki. Hind-ekstremitas dominasi adalah sifat
analog di lemur dan manusia.
Lawan Dari Evolusi Konvergen: Evolusi Divergen
Kebalikan
dari evolusi konvergen adalah evolusi divergen. Evolusi divergen adalah proses
yang terkait garis keturunan mengembangkan sifat-sifat biologis, genetik, dan
perilaku yang berbeda dari waktu ke waktu. Seleksi alam, seleksi seksual,
pergeseran genetik, aliran gen, dan mutasi adalah proses yang mendorong
perubahan ini. Ketika cukup perubahan kecil terakumulasi dalam populasi
terisolasi erat terkait tetapi, spesiasi mungkin terjadi.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya sebagai
berikut.
Evolusi
(berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme
dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Teori evolusi Darwin
merupakan teori yang didasar atas fakta-fakta hasil observasi baik dari
lingkungan sekitarnya maupun dari peristiwa alam yang sesunggguhnya.
Teori biogenesis
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi.
Untuk
mengetahui asal-usul kehidupan, para ilmuwan menyelidiki dan melakukan
eksperimen. Selain penelitian, teori-teori dikemukakan oleh beberapa ilmuwan
berdasarkan bukti-bukti yang ada
2. Saran
Kami
berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi dan pengetahuan
untuk mengetahui lebih dalam tentang evolusi. Dan untuk lebih menyempurnakan
makalah ini kami berharap saran dan masukan dari para guru dan siswa sekalian
untuk perbaikan makalah ini ke depan.
Daftar Pustaka
Daftar
Isi
Judul……………………………………………………….. i
Tim Penyusun……………………………………………… ii
Kata
Pengantar……………………………………………. iii
Daftar
Isi…………………………………………………… iv
Bab
I Pendahuluan
A.
Latar Belakang…………………………………………. 1
B.
Rumusan Masalah……………………………………… 2
C.
Tujuan…………………………………………………… 2
Bab
II Pembahasan
Sejarah Evolusi……………………………………………. 3
Teori Biogenesis…………………………………………… 5
Teori Evolusi Darwin……………………………………… 8
Bukti Perbandingan Embriologi…………………………. 14
Bukti Biogeografi………………………………………….. 15
Bukti Alat Tubuh Yang Tersisa………………………...... 18
Evolusi Berdasarkan Hasil Akhir………………………… 19
Bab
III Penutup
A.Kesimpulan……………………………………………… 22
B.Saran…………………………………………………….. 22
Daftar
Pustaka…………………………………………….. 23
jaman sma hhehe
BalasHapus